cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Masyarakat
ISSN : 18581196     EISSN : 23553596     DOI : -
Core Subject : Health,
KEMAS Journal: Research Study in Public Health publishes the article based on research or equivalent to research results in public health or other disciplines related to public health that has not been loaded/published by other media. The journal contains articles about epidemiology and biostatistics, health policy and administration, public health nutrition, environmental health, occupational health and safety, health promotion, reproductive health, maternal and child health, and other related articles in public health. The journal can be used by health practitioners, health caregivers, teachers, medical students, and people who are interested in public health issues. The journal was first published in July 2005 and subsequently published twice a year, in July and January. KEMAS Journal is a peer review journal and can be accessed in http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas. Semarang State University (Unnes) is a leading university in Indonesia with the vision to become a world-class conservation university. The conservation vision is closely related to the study of public health sciences. Unnes also published high quality e-journal from various disciplines, integrated, and managed through Open Access Journals that can be accessed in http://journal.unnes.ac.id. The IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia/The Association of Indonesian Public Health Expert) is a non-profit membership association dedicated to advance public health as a scientific discipline and profession that serves public good for Indonesia and humanity.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue " Vol 7, No 1 (2011)" : 12 Documents clear
PENGARUH GETARAN BENANG LUSI TERHADAP KELELAHAN MATA OPERATOR LOOM WEAVING DENIM Widowati, Evi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada getaran mekanis dengan intensitas sampai dengan 4m/det2 (maksimal getaran yang dianjurkan) mata masih dapat mengikuti getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk intensitas selanjutnya mata tidak dapat lagi mengikutinya. Getaran yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan kelelahan mata ditandai dengan gejala penurunan ketajaman mata, penglihatan rangkap atau kabur, sakit atau pegal di sekitar mata dan terjadinya kesalahan atau bahkan kecelakaan kerja. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh getaran benang lusi pada mesin loom terhadap kelelahan mata operator bagian loom weaving. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh getaran benang lusi pada mesin loom terhadap kelelahan mata operator bagian loom weaving. Metode penelitian ini bersifat explanatory dengan menggunakan pendekatan belah lintang, dimana sampel dipilih dengan teknik purposif sebanyak 13 orang. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya intensitas getaran 1 m/det2 akan diikuti dengan meningkatnya kelelahan mata responden sebesar 13.415 milidetik. Simpulan penelitian adalah ada pengaruh getaran benang lusi pada mesin loom terhadap kelelahan mata.On the mechanical vibrations with the intensities up to 4m/s2 (recommended maximum vibration), the eye can still follow the vibrations between the head and the target, while for the intensity of subsequent eye can no longer follow it. Vibrations exceeding the threshold value cause eye fatigue those are characterized by several symptoms, decrease the sharpness of the eyes, double or blurred vision, pain or soreness around the eyes and the occurrence of mistakes or accidents. Problem of this research was how the effect of the lusi yarn vibration on the loom machine to eyestrain of weaving loom operator. The purpose of this study was to determine the effect of the lusi yarn vibration on the loom machine cause eyestrain of weaving loom operator. Method of this research was explanatory using cross-sectional approach, where samples were selected by purposive sampling technique with the results as many as 13 peoples. The results showed increased intensity of 1 m/s2 vibration will be followed by increased eye fatigue respondents was 13 415 milliseconds. Conclusion of research was no effect on engine vibration warp loom against eye fatigue.
SIKAP KERJA DUDUK TERHADAP CUMULATIVE TRAUMA DISORDER Rahmawati, Yulita; Sugiharto, -
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang diteliti adalah adakah hubungan antara sikap kerja duduk dengan kejadian Cumulative Trauma Disorder (CTD) pada pekerja bagian pengamplasan di PT. Geromar Jepara. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap kerja duduk dengan kejadian CTD pada pekerja bagian pengamplasan. Metode penelitian ini bersifat explanatory dengan menggunakan pendekatan belah lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja bagian pengamplasan sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara total yaitu sebanyak 30 orang. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner Nordic Body Map serta pengukuran antropometri dan alat kerja. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi square dengan α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap kerja duduk dengan kejadian CTD (p=0.01) pada pekerja bagian pengamplasan di PT. Geromar Jepara. Simpulan penelitian adalah ada hubungan antara sikap kerja duduk dengan kejadian Cumulative Trauma Disorder (CTD). The problem was how to determine relationship between working posture of sit with the incidence of Cumulative Trauma Disorder (CTD) at sanding workers in the Geromar Co.Ltd. Jepara. The purpose of this research was to determine relationship between working posture of sit with the incidence of Cumulative Trauma Disorder (CTD) at sanding workers. The type of research was the explanatory research with cross sectional approach. The population in this study were sanding workers as many as 30 people. The samples were taken by total technique as many as 30 peoples. Instruments in this study were questionnaire Nordic Body Map and anthropometric measurements and working tools. Data analysis was performed with univariate and bivariate (using chi square tests with α=0.05). Based on chi square test analysis, there was a relationship between working posture of sit with the incidence of CTD (p=0.01) at sanding workers in Geromar Co. Ltd. Jepara. The conclusion, there was a relationship between working posture to sit with the incidence of CTD.
FAKTOR TINDAKAN PERSALINAN OPERASI SECTIO CAESAREA Mulyawati, Isti; Azam, Mahalul; Ningrum, Dina Nur Anggraini
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang diteliti adalah faktor apa sajakah yang berhubungan dengan dilakukannya persalinan melalui tidakan operasi sectio caesarea pada persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dilakukannya persalinan melalui tidakan operasi sectio caesarea pada persalinan ibu di Rumah Sakit Islam YAKSSI Gemolong Kabupaten Sragen. Metode penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan belah lintang, menggunakan data primer dari wawancara terpimpin dengan kuesioner serta data sekunder dari rekam medis. Penelitian ini dilaksanakan di RSI YAKSSI Gemolong Kabupaten Sragen pada September-Oktober 2010. Populasi penelitian ini ialah seluruh ibu yang melahirkan di RSI YAKSSI selama tahun 2009 sebanyak 792 responden. Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 responden yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square dengan derajat kemaknaan (α<0,05). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan persalinan sectio caesarea diantaranya usia ibu (p 0,022), paritas (0,001), dan kejadian anemia (0,001). Simpulan penelitian, ada hubungan antara usia ibu, paritas, dan kejadian anemia dengan tindakan persalinan sectio caesareaThe problem research was what factors associated with sectio caesarea surgery. Purpose of this study was to determine the factors associated with sectio caesarea surgery at the YAKSSI Gemolong Islamic Hospital in Sragen District. This study used the analytical survey method with cross sectional approach, using primary data through interviews guided by a questionnaire and secondary data from medical records. The research was conducted in RSI YAKSSI in September-October 2010. This study population were all mothers who give birth in YAKSSI IH as many as 792 respondents. Samples in this study were amount of 60 respondents drawn using consecutive sampling technique. Bivariate statistical analysis done using chi square test with a degree of significance (α<0,05). The results showed that factors associated with sectio caesarea surgery actions were maternal age (p 0,022), parity (0,001), and incidence of anemia (0,001). Conclusion, maternal age, parity, and incidence of anemia have associated with sectio caesarea surgery
PELATIHAN TERHADAP KETERAMPILAN KADER POSYANDU Fitri M, Hida; Mardiana, -
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang diteliti adalah adakah perbedaan keterampilan kader posyandu dalam pengukuran antropometri sebelum dan sesudah pelatihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keterampilan kader posyandu dalam pengukuran antropometri sebelum dan sesudah pelatihan di wilayah kerja Puskesmas Tarub, Kabupaten Tegal. Metode penelitian menggunakan eksperimen semu dengan rancangan one group pre dan post test design. Sampel berjumlah 25 kader posyandu. Variabel yang diteliti yaitu keterampilan kader sebelum dan sesudah intervensi. Skor keterampilan diukur dua kali yaitu pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan dengan uji wilcoxon diperoleh nilai p= 0,0001. Nilai (p<0,05) berarti ada perbedaan yang bermakna dari nilai keterampilan pada saat pretest dan posttest. Hal ini berarti menunjukkan ada perbedaan keterampilan kader posyandu dalam pengukuran antropometri sebelum dan sesudah pelatihan di wilayah kerja Puskesmas Tarub, Kabupaten Tegal. Simpulan penelitian adalah ada perbedaan keterampilan kader posyandu dalam pengukuran antropometri sebelum dan sesudah pelatihan.Research problem was diference of skill posyandu cadres in anthropometric measurements before and after training. Purpose of this study was to determine diferences in skill posyandu cadres in anthropometric measurement before and after training in the working area Tarub Health Center, Tegal District. Research method used quasi-experimental design with one group pre and post test design. Samples were amount of 25 cadres. Variable studied was the skills of cadres before and after training. Scores skills measured by twice pretest and posttest. Test statistic obtained by Wilcoxon test was p value=0,0001. It showed the value <0,05 then there was a significant difference from the values of skills at pretest and posttest. There was difference in skills of posyandu cadres on anthropometric measurement before and after training in the working area Tarub Health Center, Tegal district. Conclusion, there was difference in skills of posyandu cadres on anthropometric measurements before and after training.
PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN PERAWAT WANITA Mayasari, Anita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan penelitian adalah adakah perbedaan tingkat kelelahan perawat wanita shift pagi dan malam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan perawat wanita shift pagi dan malam. Jenis penelitian ini adalah explanatory. Metode penelitian yang digunakan yaitu survei analitik dengan pendekatan belah lintang. Populasi meliputi seluruh perawat wanita yang bekerja tiga shift sebanyak 99 orang. Sampel diambil sebanyak 49 orang dengan rincian 25 perawat wanita shift pagi dan 24 perawat wanita shift malam. Sampel diambil secara purposif dengan kriteria umur 20-45 tahun, masa kerja lebih dari dua tahun, status gizi normal, sehat, dan tidak bermasalah. Variabel yang diteliti yaitu tingkat kelelahan dan shift kerja. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat kelelahan perawat wanita pada shift pagi mencapai 300,196 md (kelelahan kerja ringan) dan pada shift malam mencapai 420,904 md (kelelahan kerja sedang). Simpulan penelitian adalah tingkat kelelahan perawat wanita shift malam lebih tinggi daripada shift pagiProblem of research was differences in levels of fatigue among female nurses. Purpose of this study was to determine differences in levels of fatigue among female nurses in the morning and night shift. Type of research was explanatory and method used was analytical survey with cross sectional approach. Population in this study were all female nurses who work for three shifts on the Sunan Kalijaga Hospital as many as 99 peoples. Samples taken in this study a number of 49 peoples consisting of 25 female nurses morning and night shift nurses 24. Samples were taken with a purposive sampling technique with the criteria of age 20-45 years, a work period was over two years, the nutritional status was normal, healthy, and not problematic. Variables were the level of fatigue and shift work in the morning shift and night shift. Average levels of fatigue female nurses on morning reached 300,196 md (fatigue category of light work) and on the night shift reached 420,904 md (labor categories are exhausted). Conclusion, fatigue level of night shift female nurses was higher than the morning shift
PELAYANAN PUSKESMAS BERBASIS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA BALITA Hidayati, A’laa Nurul; Wahyono, Bambang
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah penelitian adalah bagaimanakah hubungan antara pelayanan puskesmas berbasis manajemen terpadu balita sakit (MTBS) dengan kejadian pneumonia balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pelayanan puskesmas berbasis MTBS dengan kejadian pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan belah lintang. Populasi berjumlah 587 orang tua balita dan sampel sejumlah 83 sampel yang diperoleh dengan metode acak sederhana. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan 5% (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian pneumonia adalah tata laksana pelayanan puskesmas dan sarana pendukung MBTS. Perilaku petugas tidak mempengaruhi kejadian pneumonia. Simpulannya adalah tata laksana pelayanan puskesmas dan sarana pendukung MBTS mempengaruhi kejadian pneumonia.The research problem was how the relationship between health center services based integrated management of childhood illness and the incidence of pneumonia toddler. The purpose of this study was to determine the relationship between service-based integrated management of childhood illness of health center with toddler pneumonia incidence in Puskesmas Bergas Semarang regency. The method was analytic observational study with cross sectional approach. Population were 587 toddler’s parents and 83 samples were obtained by simple random method. The instrument used a questionnaire. Data analyzed using the chi square test with a significance level of 5% (α=0.05). Result of this research showed that factors influencing the incidence of pneumonia were administration of health center services and supporting facilities. Officer behavior does not affect the incidence of pneumonia. The conclusion was the administration of health center services and supporting facilities affected the incidence of pneumonia.
FAKTOR IBU DAN BAYI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEMATIAN PERINATAL Mahmudah, Ummul; Hary Cahyati, Widya; Wahyuningsih, Anik Setyo
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah penelitian adalah bagaimana hubungan faktor ibu dan bayi berhubungan dengan kejadian kematian perinatal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor ibu dan bayi yang berhubungan dengan kejadian kematian perinatal di Kabupaten Batang. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei kendali kasus. Populasi penelitian ini adalah semua bayi yang lahir mulai umur kehamilan ≥28 minggu atau > 7 hari yang tinggal di wilayah Kabupaten Batang. Sampel berjumlah 47 kasus dan 47 kendali diperoleh dengan menggunakan teknik acak. Data primer diperoleh dengan kuesioner dan data sekunder dari puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang. Data dianalisis menggunakan rumus statistik uji chi square (α=0,05) dengan penentuan odds ratio (OR). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kematian perinatal di Kabupaten Batang adalah pendidikan ibu (p= 0,006, OR= 3,878), pengetahuan ibu (p= 0,013, OR= 2,843), paritas (p= 0,016, OR=2,988), BBLR (p= 0,001, OR=7,570), asfiksia (p= 0,001, OR=2,270), dan kelainan kongenital (p= 0,003, OR=2,205). Simpulan penelitiannya ada hubungan antara pendidikan ibu, pengetahuan ibu, paritas, BBLR, asfiksia, dan kelainan kongenital dengan kejadian kematian perinatal.The research problem was how the relationship of mother and infant factors associated with the incidence of perinatal death. Purpose of this study was to identify the factors associated with the incidence of perinatal mortality in the Batang District. Type of research was analytic study with case-control. The population were all infants born from age ≥ 28 weeks gestation or > 7 days living in the area of Batang District. Samples were amount 47 cases and 47 controls. Primary data taken from questionnaires and secondary data of public health centers and health department of Batang regency. Data analyzed using a statistical formula chi square test (α = 0,05) with the determination odds ratio. The result showed that the risk factors associated with incidence of perinatal death were maternal education (p= 0,006, OR = 3,878), maternal knowledge (p = 0,013, OR =2,843), parity (p = 0,016, OR = 2,988 ), low birth weight (p = 0,001, OR =7,570), asphyxia (p = 0,001, OR = 2,270), and congenital anomalies (p = 0,003, OR = 2,205). Conclusion, the risk factors of incidence of perinatal death were maternal education, maternal knowledge, parity, low birth weight, asphyxia, and congenital anomalies.
FAKTOR RISIKO PENYAKIT BATU GINJAL Krisna, Dwi Nur Patria
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah penelitian adalah apakah faktor risiko penyakit batu ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko penyakit batu ginjal di wilayah kerja Puskesmas Margasari Kabupaten Tegal. Metode penelitian adalah analitik dengan menggunakan desain kendali kasus. Sampel penelitian terdiri atas 74 responden diantaranya 37 orang menderita penyakit batu ginjal, 37 lainnya tidak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rumus uji chi square. Hasil analisis bivariat menunjukkan kesadahan air sumur gali (nilai p=0,001, OR=4,796), riwayat keluarga (nilai p=0,01, OR=5,346), konsumsi sumber protein (nilai p=0,001, OR=6,781), konsumsi sumber kalsium phospor (nilai p=0,010, OR=3,423), konsumsi sumber asam urat (nilai p=0,001, OR=6,756), konsumsi sumber oksalat (nilai p=0,009, OR=3,660), dan konsumsi sumber asam sitrat (nilai p=0,001, OR=27,429) berhubungan dengan kejadian penyakit batu ginjal. Simpulannya kesadahan air sumur gali, riwayat keluarga, konsumsi sumber protein, konsumsi sumber kalsium phospor, konsumsi sumber asam urat, konsumsi sumber oksalat, dan konsumsi sumber asam sitrat merupakan faktor risiko penyakit batu ginjal.The research problem was the risk factors of nephrolithiasis. The purpose of this study was to determine the risk factors of nephrolithiasis in Margasari Public Health Center, Tegal regency . The method was analytic study using a case control design . The study sample consisted of 74 respondents which 37 people suffering nephrolithiasis, and the other 37 did not. The instrument used in this study was a questionnaire. The data obtained in this study was analyzed by chi square test formula . The results of the bivariate analysis showed dug well water hardness (p=0.001, OR= 4.796) , family history (p=0.01 , OR=5.346), the consumption of protein (p=0.001, OR=6.781), a source of calcium phosphorus consumption (p=0.010, OR=3.423), uric acid consumptions (p value=0.001, OR=6.756 ), the source of oxalate consumption (p=0.009, OR=3.660), and consumption sources of citric acid (p=0.001, OR = 27.429) associated with nephrolithiasis. Conclusion, the risk factors of nephrolithiasis were dug well water hardness, family history, consumption of protein, calcium phosphorus resource consumption, uric acid resource consumption, oxalate resource consumption, and citric acid sources consumption.
KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI Khomariyatika, Tattit; Pawenang, Eram Tunggul
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah penelitian adalah faktor risiko apakah yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis air sumur gali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis air sumur gali di Dusun Glonggong Desa Doplang Kecamatan Jati Kabupaten Blora tahun 2008. Metode penelitian adalah explanatory dengan rancangan belah lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur gali di Dusun Glonggong yaitu sebanyak 34. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total dimana seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 34 sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran gulung dan lembar observasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kualitas bakteriologis air sumur gali yaitu letak timba (p=0,014) dan jarak jamban (p=0,005). Simpulan penelitian, letak timba dan jarak jamban merupakan faktor risiko kualitas bakteriologis air sumur gali.The research problem were whether the risk factors associated with bacteriological water quality dug well. Purpose of this study was to describe the risk factors associated with bacteriological quality of water wells dug in Glonggong Doplang village, Jati, Blora regency, in 2008. The method was an explanatory research with cross sectional design. Population in this study were all dug in Glonggong Doplang village as many as 34 . Sampling was done by total population as many as 34 samples . The instrument used in this study were the observation meter rolls and sheets . The result showed that the variables significantly associated with bacteriological water quality of dug well were the location of the bucket (p=0.014 α=0.05) and distance latrine (p=0.005 α=0.05). The conclusion of the study, latrine location and distance bucket were risk factors of bacteriological water quality of dug well .
KETERLIBATAN DALAM AKTIVITAS PERTANIAN DAN KELUHAN KESEHATAN WANITA USIA SUBUR Siwiendrayanti, Arum
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v7i1.1795

Abstract

Masalah penelitian adalah bagaimana hubungan praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian dan keluhan kesehatan pada wanita usia subur. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian dan keluhan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) di daerah pertanian Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes. Metode penelitian adalah explanatory dengan desain belah lintang dan pendekatan deskriptif. Jumlah sampel 86 orang diambil dari empat desa yang dipilih secara purposif. Instrumen yang digunakan adalah peralatan pengambilan dan pemeriksaan sampel darah, mikrotoa, timbangan berat badan, serta kuesioner. Data dikumpulkan dengan wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan sampel darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian, WUS di daerah tergolong rentan terhadap pajanan pestisida. Simpulan penelitian, dilihat dari keluhan kesehatan secara subyektif dan pemeriksaan kondisi kesehatan secara umum, belum ada gangguan kesehatan/penyakit serius yang dialami oleh WUS secara subyektif, namun telah ditemukan 20 WUS yang mengalami kejadian gangguan fungsi hati.Research problem was how associate the practice of engaging in agricultural activity and health complaints in productive childbearing age women. Purpose of this study was to describe and analyze the practice of engaging in agricultural activity and health complaints in childbearing age women in agricultural areas Kersana District of Brebes regency. The method was explanatory research design with cross sectional and descriptive approach. The number of samples taken 86 people from four villages were selected purposively. The instrument were a collection equipment and examination of blood samples, mikrotoa, weight scales, and questionnaires. Data were collected by interviews, measurements, and examination of blood samples. Results showed that the practice of engaging in agricultural activity, women in the region were vulnerable to pesticide exposure. The conclusion, there aren’t health problems or serious illnesses experienced by women subjectively, however it has been found 20 women with liver dysfunction.

Page 1 of 2 | Total Record : 12